Kerancuan Opini "Jangan Merasa Paling Suci, Kita Cuma Berbeda Jalan dalam Memilih Dosa"
Kerancuan Opini: "Jangan Merasa Paling Suci, Kita Cuma Berbeda Jalan dalam Memilih Dosa" Oleh Tgk Mahfudh Muhammad Ahmad...
https://www.tastafi.com/2019/08/kerancuan-opini-jangan-merasa-paling.html
Kerancuan Opini: "Jangan Merasa Paling Suci, Kita Cuma Berbeda Jalan dalam Memilih Dosa"
Oleh
Tgk Mahfudh Muhammad Ahmad, MA
Kalimat dalam status saudari ini begitu
"mengusik nalar". Sadar atau tidak, opini seperti ini akan menggiring
orang untuk tidak lagi merasa "jijik" dengan maksiat dan pelaku
maksiat. Padahal dalam hadits disebutkan bahwa tanda serendah rendah iman
adalah merasa BENCI dengan maksiat dan pelakunya.
Oleh karenanya, kalimat "JANGAN MERASA
PALING SUCI" secara tidak langsung telah menabrak hadits.
Memang, ada ayat Al Qur an yang berbunyi:
لا
تزكوا انفسكم هو أعلم بمن اتقى
“Janganlah kamu menganggap dirimu suci, Dia
lebih mengetahui siapa yang paling bertakwa” (QS: An Najm: 32)
Sekilas, kalimat "JANGAN MERASA PALING
SUCI" dalam status saudari ini sesuai dengan bunyi ayat di atas. Namun
ketika "direnungkan" lebih jauh ternyata ada qarinah (indikator) lain
yang menegaskan bahwa kalimat di atas justru telah DITALBIS (DICAMPURKAN HAQ
DAN BATHIL) dengan licik.
Ayat ini bermaksud agar orang muslim itu tidak
'ujub dengan kebaikan yang dilakukannya. Jangan mengatakan bahwa diri kita
paling baik. Ayat ini difirmankan oleh ALLAH SWT yang kebenarannya tidak
diragukan lagi dan tidak bercampur dengan kedustaan sedikitpun.
Sedangkan kalimat "JANGAN MERASA PALING
SUCI" dalam status ini telah dicampur dengan "bangkai" yang
berbunyi "KITA HANYA BERBEDA DALAM MEMILIH DOSA". Berarti kalimat
"JANGAN MERASA PALING SUCI" ini diucapkan oleh PELAKU DOSA. Bayangkan
bila semua pelaku dosa bebas mengucapkan seperti ini. Efek yang muncul begitu
"ngeri". Misalnya:
1. Ada guru menghukum muridnya yang bandel
dengan berdiri di depan kelas, lantas muridnya berkata "jangan merasa diri
paling suci, kita hanya berbeda dalam memilih dosa".
2. WH menegur pelaku perjudian dan wanita
berpakaian ketat, lantas penjudi dan wanita itupun berkilah, "jangan
merasa paling suci, kita hanya berbeda dalam memilih dosa".
3. Suami menegur istrinya agar jangan suka
chatingan negatif sama non mahram, istri pun berujar, "jangan merasa
paling suci, kita hanya berbeda dalam memilih dosa".
Bayangkan, betapa bahayanya pemikiran yang
telah terjangkiti virus liberal ini!!! Semoga Allah menjaga kita semua dari
virus liberal. Wallahua'lam bishshawab.
Ya nggak gitu juga min. Contoh yg ente tulis juga gak pas. Guru dan murid, suami istri tu konteksnya udah berbeda.jangan dianalogikan sama. Dibalikin, emang udah tugas di guru ingetin, emang udah tugas suami membimbing.
BalasHapusAdmin ngawur, belajar lagi ya tentang ilmu bahasa.
BalasHapusTerima kasih Admin untuk selalu mengingatkan.
BalasHapus