Ketentuan Fidyah (bagi yang meninggalkan) Puasa

Ilustrasi fidyah puasa. Sumber foto: zakat.or.id Oleh Tgk. Ismail M. Husen   Ketua Bidang Pendidikan TASTAFI Kota Banda Aceh ...

Ilustrasi fidyah puasa. Sumber foto: zakat.or.id



Oleh Tgk. Ismail M. Husen  
Ketua Bidang Pendidikan TASTAFI Kota Banda Aceh

Puasa Ramadhan merupakan salah satu perintah wajib dan rukun Islam yang Ke empat. Bagi umat Islam menjalankan puasa Ramadhan adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun demikian, bagi orang yang uzur tidak sanggup berpuasa, Allah berikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantikannya dengan fidyah. Berikut penjelasan tentang fidyah puasa Ramadhan.

Fidyah puasa terbagi kepada 4 Macam :

1. Fidyah puasa bagi orang lanjut usia (lansia) yang sama sekali tidak sanggup berpuasa. Perhari satu mud atau 0.8 kg makanan pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin.

2. Fidyah puasa karena tidak sanggup puasa bagi orang sakit kronis, secara adat tidak mugkin lagi sembuh. Perhari satu mud atau 0.8 kg makanan pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin.

3. Fidyah puasa bagi wanita hamil atau menyusui. Sebab tidak berpuasa karena takut mudharat bagi sibayi. Perhari satu mud atau 0.8 kg makanan pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin. Selain wajib fidyah, puasa yang luput juga wajib diqadahakan.

4. Fiyah puasa karena menunda qadha puasa Ramadhan serta memungkinkan untuk diqadha hingga masuk Ramadhan yang lain. Perhari satu mud atau 0.8 kg makan pokok diberikan kepada fakir dan miskin. Dalam sebuah hadis riawayat Daraquthni dan Baihaqi Rasulullah bersabda :

 من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي..

Siapa saja mendapati Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin setiap satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,’ HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi.
Tgk Ismail M. Husen


Menurut pendapat yang kuat, fidyah jenis ini berlaku berulang-ulang setiap tahun selama puasa Ramadhan tersebut belum selesai diaqadha. Syekh Jalaluddin Al-Mahalli dalam kitab Syarah Almahalli mengatakan :

وَالْأَصَحُّ تَكَرُّرُهُ-- أَيْ الْمُدِّ. (بِتَكَرُّرِ السِّنِينَ) وَالثَّانِي لَا يَتَكَرَّرُ أَيْ يَكْفِي الْمُدُّ عَنْ كُلِّ السِّنِينَ

Artinya: menurut pendapat yang lebih shahih adalah pelipat gandaan mud atau denda tersebut dihitung berdasarkan tahun-tahun yang ditunda.

Sementara pendapat kedua tidaklah demikian, artinya tidak dilipatgandakan dengan penundaan tahun qadha, dan cukup membayar 1 mud perhari untuk tiap-tiap tahun yang ditunda tersebut.

Related

Pengajian 2327788431877775632

Posting Komentar

emo-but-icon

Tastafi TV

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H

SALEUM ABU MUDI

SALEUM ABU MUDI

SALEUM TU SOP (KETUA HUDA/KETUA 1 TASTAFI))

SALEUM TU SOP (KETUA HUDA/KETUA 1 TASTAFI))

TERBARU

Facebook Humas Tastafi

Follow Us

NASEHAT SINGKAT ULAMA

NASEHAT SINGKAT ULAMA

Terpopuler

Recent

Comments

INFO PENGAJIAN TASTAFI

INFO PENGAJIAN TASTAFI

Text Widget

Connect Us

item